Popular Posts

Bronkiektasis - Pengkajian, Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

Pengkajian Bronkiektasis

  1. Riwayat atau adanya faktor-faktor penunjang :
    • Merokok produk tembakau sebagai factor penyebab utama
    • Tinggal atau bekerja daerah dengan polusi udara berat
    • Riwayat alergi pada keluarga
    • Ada riwayat asam pada masa anak-anak
  2. Riwayat atau adanya faktor-faktor pencetus eksaserbasi seperti :
    • Allergen (serbuk, debu, kulit, serbuk sari atau jamur)
    • Sress emosional
    • Aktivitas fisik yang berlebihan
    • Polusi udara
    • Infeksi saluran nafas
    • Kegagalan program pengobatan yang dianjurkan
  3. Pemeriksaan fisik berdasarkan fokus pada system pernafasan yang meliputi :
    • Kaji frekuensi dan irama pernafasan
    • Inpeksi warna kulit dan warna menbran mukosa
    • Auskultasi bunyi nafas
    • Pastikan bila pasien menggunakan otot-otot aksesori bila bernafas :
      • Mengangkat bahu pada saat bernafas
      • Retraksi otot-otot abdomen pada saat bernafas
      • Pernafasan cuping hidung
    • Kaji bila ekspansi dada simetris atau asimetris
    • Kaji bila nyeri dada pada pernafasan
    • Kaji batuk (apakah produktif atau nonproduktif). Bila produktif tentukan warna sputum.
    • Tentukan bila pasien mengalami dispneu atau orthopneu
    • Kaji tingkat kesadaran.
  4. Pemeriksaan diagnostik meliputi :
    • Gas darah arteri (GDA) menunjukkan PaO2 rendah dan PaCO2 tinggi
    • Sinar X dada memunjukkan peningkatan kapasitas paru dan volume cadangan
    • Klutur sputum positif bila ada infeksi
    • Esei imunoglobolin menunjukkan adanya peningkatan IgE serum
    • Tes fungsi paru untuk mengetahui penyebab dispneu dan menentukan apakah fungsi abnormal paru ( obstruksi atau restriksi).
    • Tes hemoglobolin.
    • EKG ( peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF dan aksis vertikal.)
  5. Kaji persepsi diri pasien
  6. Kaji berat badan dan masukan rata-rata cairan dan diet.

Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Bronkiektasis

I. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, sekret kental.

Tujuan :
  • Mempertahakan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas.
Kriteria hasil :
  • Menujukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas( batuk yang efektif, dan mengeluarkan secret.)
Rencana Tindakan :

1. Kaji /pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi dan ekspirasi
Rasional : Tachipneu biasanya ada pada beberapa derajat dapat ditemukan pada penerimaan atau selam stress/ proses infeksi akut. Pernafasan melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang disbanding inspirasi

2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas
Rasional : Derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat /tak dimanisfestasikan adanya bunyi nafas

3. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman,Tinggi kepala tempat tidur dan duduk pada sandaran tempat tidur
Rasional : Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan mempergunakan gravitasi. Dan mempermudah untuk bernafas serta membantu menurunkan kelemahan otot-otot dan dapat sebagai alat ekspansi dada.

4. Bantu latihan nafas abdomen atau bibir
Rasional : Untuk mengatasi dan mengontrol dispneu dan menurunkan jebakan udara

5. Observasi karakteriktik batuk dan Bantu tindakan untuk efektifan upaya batuk
Rasional : Mengetahui keefktifan batuk

6. Tingkatan masukan cairan samapi 3000ml/hari sesuai toleransi jantung serta berikan hangat dan masukan cairan antara sebagai penganti makan
Rasional : Hidrasi membantu menurunkan kekentalan secret,mempermudah pengeluaran.cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan antara makan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekana diafragma.

7. Berikan obat sesuai indikasi
Rasional : Mempercepat proses penyembuhan


II. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan kerusakan alveoli

Tujuan :
  • Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan.
Kriteria :
  • GDA dalam batas normal, warna kulit membaik, frekuensi nafas 12- 24x/mt,bunyi nafas bersih, tidak ada batuk,frekuensi nadi 60-100x/mt,tidak dispneu.
Rencana Tindakan :

1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan serta catat penggunaan otot aksesori
Rasional : Untuk mengevaluasi derajat distress pernafsan/ kronisnya suatu penyakit

2. Tingikan kepala tempat tidur dan Bantu untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas .Kaji / awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa
Rasional : Suplai oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas.

3. Dorong untuk pengeluaran sputum/ penghisapan bila ada indikasi
Rasional : Sputum menganggu proses pertukaran gas serta penghisapan dilakukan bila batuk tidak efektif

4. Awasi tingkat kesadaran / status mental
Rasional : Manisfestasi umum dari hipoksia

5. Awasi tanda vital dan status jantung
Rasional : Perubahan tekanan darah menunjukkan efek hipoksia sistemik pada fungsi jantung

6. Berikan oksigen tambahan dan pertahankan ventilasi mekanik dan Bantu intubasi
Rasional : Dapat memperbaiki atau mencegah terjadinya hipoksia dan kegagalan nafas serta tindakan untuk penyelamatan hidup.


III. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah,produksi sputum, dispneu

Tujuan :
  • Peningkatan dalam status nutrisi dan berta badan pasien
Kriteria hasil :
  • Pasien tidak mengalami kehilangan berat badan lebih lanjut atau mempertahankan berat badan.
Rencana tindakan :

1. Pantau masukan dan keluaran tiap 8 jam, jumlah makanan yang dikonsumsi serta timbang berta badan tiap minggu
Rasional : Untuk mengidentifikasi adanya kemajuan atau penyimpangan dari yang diharapkan

2. Ciptakan suasana yang menyenangkan ,lingkungan yang bebas dari bau selama waktu makan
Rasional : Suasana dan lingkungan yang tak sedap selama waktu makan dapat meyebakan anoreksia

3. Rujuk pasien ke ahli diet untuk memantau merencanakan makanan yang akan dikonsumsi
Rasional : Dapat membantu pasien dalam merencanakan makan dengan gisi yang sesuai

4. Dorong klien untuk minum minimal 3 liter cairan perhari, jika tidak mendapat infus
Rasional : Untuk mengatasi dehidrasi pada pasien


IV. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis, malnutrisi.

Tujuan :
  • Tidak terjadi/ adanya gejala –gejala infeksi
Kriteria hasil :
  • Tidak terjadi infeksi suhu tbuh berkisar 36-37 0c,Sel darah putih 5.000-10.000/mm3.batuk produktif tidak ada.
Rencana intervensi :

1. Pantau suhu pasien tiap 4 jam, hasil kultur sputum dan hasil pemeriksaan leokusit serta warna dan konsistensi sputum
Rasional : Untuk mengidentifikasi kemajuan yang dapat dicapai dan penyimpangan dari sasaran yang diharapkan ( infeksi yang mungkin terjadi ).

2. Lakukan pemeriksaan sputum untuk pemeriksaan kultur
Rasional : Dapat membantu menegakkan diagnosa infeksi saluran nafas dan mengidentifikasi kuman penyebabnya.

3. Berikan nutrisi yan adekuat
Rasional : Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahan terhadap infeksi

4. Berikan antibiotik sesuai anjuran dan evaluasi keefektifannya
Rasional : Sebagai pencegahan dan pengobatan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan


V. Ansietas berhubungan dengan takut kesulitan bernafas selama fase eksaserbasi, kurang pengetahuan tentang pengobatan yang akan dilaksanakan.

Tujuan :
  • Hilangnya ansietas
Kriteria hasil :
  • Ekspresi wajah rileks, frekuensi nafas antara 12-24 x/mt,frekuensi nadi 60-100x/mt.
Intervensi Keperawatan :
1. Selama periode distress pernafasan akut :
  • Batasi jumlah dan frekuensi pengunjung
  • Mulai berikan oksigen lewat kanula sebanyak 2 ltr/mt
  • Demontrasikan untuk kontrol pernafasan
  • Ijinkan seseorang untuk menemani pasien
  • Pertahankan posisi fowler dengan posisi lengan menopang
Rasional : Membantu pasien untuk mengontrol keadaannya dengan meningkatkan relaksasi dan meningkatkan jumlah udara yang masuk paru-paru

2. Hindari pemberian informasi dan instruksi yang bertele-tele/sederhana mungkin ketika pasien mengalami distress dan lakukan pendekatan dengan pasien secara tenang dan menyakinkan
Rasional : Pasien dapat menerima sedikit informasi dalam keadaan gelisah dan terlalu banyak informasi dapat meningkatkan ansietas dan memberitauhkan apa yang diharpkan makakan dapat membantu penurunan ansietas

3. Gunakan obat sedatif sesui dengan yang diresepkan
Rasional :Obat penenang dapat mengontrol tingkat ansietasnya


VI. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas

Tujuan :
Klien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas

Kriteria hasil :
  • Menurunnya keluhan tentang napas pendek dan lemah dalam melaksanakan aktivitas
Rencana Tindakan:

1. Pantau nadi dan frekuensi nafas sebelum dan sesudah aktivitas
Rasional : Mengidentifikasi kemabali penyimpangan tujuan yang diharapkan

2. Berikan bantuan dalam melaksanakan aktivitas sesuai yang diperlukan dan dilakukan secara bertahap
Rasional : Dapat mengurangi pengunaan energi yang berlebihan

3. Anjurkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dengan makanan yang mudah dikunyah
Rasional : Makanan dalam porsi besar sasah dikunyah dan memerlukan banyak energi


Pathway BronkiektasisADS
0 Komentar untuk "Bronkiektasis - Pengkajian, Diagnosa Keperawatan dan Intervensi "

Followers

I am a Nurse. Powered by Blogger.
Back To Top